Penangkal Petir (Grounding) dan Intalasi Pemasangan Untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya sambaran petir diperlukan penangkal petir external (https://id.wikipedia.org/wiki/Penangkal_petir), dewasa ini penangkal petir external yang biasa digunakan
Read moreTag: grounding
Grounding
Grounding adalah logam yang di tanam dalam tanah berfungsi sebagai pelepasan muatan listrik. Tanah adalah sebuah masa yang bersifat netral dan memiliki volume yang luar biasa besar. Sehingga tanah mampu untuk menyerap dan menetralkan muatan listrik sebesar apapun.
Tingkat kehandalan grounding berdasarkan konduktifitas logam terhadap tanah, semakin konduktif tanah terhadap benda logam maka semakin baik. Kelayakan Grounding harus bisa mendapatkan nilai Tahanan sebaran Maksimal 5 Ohm (bila bibawah 5 Ohm lebih baik). Pengukuran dengan menggunakan Ohm Meter khusus (Eart Tester Meter).
Untuk mendapatkan nilai tahanan sebaran grounding kurang dari 5 ohm tidak semua area bisa memenuhi nilai groundingnya. Faktor yang mempengaruhinya :
Kadar Air
bila air tanah dangkal (lembab) maka nilai tahanan sebaran mudah mendapatkannya. Karena sela – sela tanah mengandung cukup air bahkan berlebih , sehingga konduktifitas tanah semakin baik .
Mineral/garam
Kandungan mineral tanah sangat mempengaruhi tahanan karena semakin berlogam dan bermineral tinggi maka tanah semakin mudah menghantarkan listrik . Daerah pantai kebanyakan memenuhi ciri khas kandungan mineral dan garam tinggi. Sehingga tanah sekitar pantai jauh lebih mudah untuk mendapatkan tahanan tanah yang rendah.
Keasaman
Semakin asam PH tanah maka arus listrik semakin mudah menghantarkan dan berlaku sebaliknya. PH tanah Tinggi (basa) maka listrik juga sulit mengalir. Ciri tanah dengan PH Tinggi (basa) biasanya berwarna terang misalnya Bukit Kapur .
Tekstur tanah
Untuk daerah yang bertekstur pasir dan porous akan sulit untuk mendapatkan tahanan sebaran yang baik. Karena untuk jenis tanah ini air dan mineral akan mudah hanyut dan tanah mudah kering .
Melihat karakteristik tanah sebagaimana di atas maka ada berbagai teknis pembuatan grounding yaitu :
Single Rod Grounding
Ground yang hanya terdiri dari satu buah titik penancapan stik Rod. Dan arus pelepas di dalam tanah dengan kedalaman tertentu (misal 6 m) . Untuk daerah yang memiliki karakteristik tanah yang konduktif tentu mudah untuk mendapatkan tahanan sebaran tanah kurang dari 5 ohm hanya dengan satu buah rod.
Paralel Rod Grounding
Grounding system Paralel menjadi tindakan alternatif bila sistem single masih mendapatkan hasil yang kurang baik ( lebih dari 5 Ohm ). Sehingga perlu menambahkan stick arus pelepas dengan minimal jarak antar stick 2 meter dari ground sebelumnya. Dan di sambung ke ground baru sebelahnya, hal ini lakukan berulang sampai menghasilkan nilai tahanan tanah yang sesuai ( kurang dari 5 Ohm )
Multi Grounding System
Bila mendapat kondisi tanah yang memiliki ciri
1. kering/air tanah dalam
2. kandungan logam sedikit
3. Basa (berkapur)
4. Pasir dan Porous.
Maka penggunaan 2 cara tersebut akan susah dan bisa gagal untuk mendapatkan resistansi kecil. Gunakan teknik dengan cara penggantian tanah dengan tanah yang mempunyai sifat menyimpan air atau tanah yang kandungan mineral garam dapat menghantar listrik dengan baik pada daerah titik logam rod ground yang di tancapkan dan di kisaran kabel penghubung antar ground nya.
Tanah Humus, Tanah dari kotoran Ternak, Tanah Liat Sawah cukup bisa memenuhi standart hantar tanah yang baik, caranya :
- Letak titik rod di bor dengan lebar kisaran 2 inchi atau lebih. Kemudian di isi dengan Tanah Humus sampai penuh kemudian di isi air kemudian rod ground di masukkan.
- Parit penghubung antar rod ground yang sudah terpasang kabel penghubung ( BC ) di uruk kembali dengan tanah Humus .